 Sebuah tim peneliti internasional  berlabuh ke pulau es dan daratan salju di Kutub Utara atau dikenal  dengan Arktika. Mereka mencari jelaga. Meski Arktika tampak sebagai  gurun putih yang sangat luas, ilmuwan yakin akan adanya lapisan tipis  jelaga walaupun sebagian besar tidak terlihat. Jelaga itu diduga  menyerap panas lebih banyak sehingga membuat es di Arktika meleleh.
Sebuah tim peneliti internasional  berlabuh ke pulau es dan daratan salju di Kutub Utara atau dikenal  dengan Arktika. Mereka mencari jelaga. Meski Arktika tampak sebagai  gurun putih yang sangat luas, ilmuwan yakin akan adanya lapisan tipis  jelaga walaupun sebagian besar tidak terlihat. Jelaga itu diduga  menyerap panas lebih banyak sehingga membuat es di Arktika meleleh.
Jelaga  atau sulang merupakan butiran arang yang halus dan lunak yang muncul  akibat adanya asap hitam. Disinyalir jelaga ini berasal dari polutan  seperti asap pabrik, emisi pesawat terbang, hutan yang terbakar,  penggunaan kompor kayu atau batu bara, dan mesin kendaraan bermotor yang  digunakan manusia.
Memang lapisan tipis jelaga bukan  satu-satunya indikator penyebab es artika meleleh. Naiknya temperatur di  permukaan Bumi akibat bocornya lapisan ozon, gletser pegunungan es, dan  tingginya tingkat polusi dunia juga mempercepat lajunya lapisan es di  Arktika, Antartika, dan Greenland mencair. Namun, menurut peneliti,  dampak pemanasan global ini akan dirasakan penghuni Bumi dalam jangka  panjang.
"Arktika merupakan pendingin udara di planet ini," kata  Patricia Quinn, salah satu peserta penelitian dari National Oceanic and  Atmospheric Administration, seperti dikutip VIVAnews dari AP, Sabtu 23 April 2011.
Dalam  beberapa tahun terakhir, Arktika mencatat kehangatan lebih cepat  ketimbang daerah lain. "Implikasi pemanasan di Arktika tidak hanya  beruang kutub, tetapi untuk seluruh isi planet," ujar Quinn sambil  menunjuk ke luar.
Meminimalisir penggunaan karbon dioksida dan  gas rumah kaca adalah tulang punggung dari seluruh upaya untuk memerangi  pemanasan, termasuk secara global maupun daerah Kutub. Namun,  penelitian menunjukkan bahwa pengurangan konsentrasi polutan berumur  pendek, seperti jelaga, akan mengurangi laju pemanasan terutama di Kutub  Utara dalam jangka panjang lantaran mengendap di atmosfer. "Ini semua  tinggal menunggu waktu," pungkas Quinn. Meleburnya  gletser dan gunung es di kepulauan Artik, bagian utara Kanada, memiliki  pengaruh terbesar pada kenaikan permukaan laut di Bumi. Demikian studi  terbaru para peneliti di University of Michigan, Kamis 21 April 2011.
Meleburnya  gletser dan gunung es di kepulauan Artik, bagian utara Kanada, memiliki  pengaruh terbesar pada kenaikan permukaan laut di Bumi. Demikian studi  terbaru para peneliti di University of Michigan, Kamis 21 April 2011.
Dalam  kurun waktu 2004 hingga 2009, kurang lebih 30.000 salju dan es yang  menutupi pulau-pulau di Kanada utara meleleh menjadi 363 kilometer kubik  air, setara tiga perempat isi Danau Erie, danau terbesar ke-13 di  dunia.
"Daerah ini (Artika atau Kutub Utara) adalah daerah yang  tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan berkontribusi bagi kenaikan  permukaan laut," kata Alex Gardner, kepala penelitian dari University of  Michigan.
"Sekarang kita menyadari bahwa di luar Antartika atau  Kutub Selatan dan Greenland ada wilayah yang juga memberikan kontribusi  besar sepanjang tahun 2007 sampai 2009. Daerah ini sangat sensitif. Jika  suhu terus meningkat, kita akan melihat bagian es yang besar akan  meleleh," katanya.
• VIVAnews
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar